Kenapa Para Legend Harus Pergi Terlalu Cepat? Lo tau ga sih tentang The 27 Club?
Wih, wih, wih. Coba deh lo scroll playlist di hape lo. Pasti ada satu atau dua lagu dari musisi yang… udah nggak ada. Bukan karena udah pensiun, Bro, tapi karena mereka meninggal di usia yang bener-bener muda.
Ini bikin kita mikir, kenapa sih takdir kayak nggak adil amat? Kenapa orang-orang dengan bakat gila dan karya yang bikin dunia berubah malah pergi saat mereka lagi di puncak?
Fenomena ini nggak cuma sekadar sedih, tapi udah jadi misteri dan legenda di industri musik. Kita bakal bedah kenapa sih hal ini bisa terjadi, dengan fokus ke klub paling terkenal di dunia musik: The 27 Club.
The 27 Club: Kutukan Usia yang Paling Ngeri
Lo pernah dengar istilah “The 27 Club”? Ini bukan klub malam atau grup motor, Bro. Ini adalah istilah yang dipakai buat ngasih hormat ke para seniman atau selebritas yang meninggal di usia 27 tahun.
Fenomena ini mulai ramai dibahas setelah kematian Kurt Cobain di tahun 1994, tapi akar ceritanya udah ada sejak lama, terutama di akhir era 1960-an sampai 1970-an.
Siapa aja sih anggota inti dari klub elite yang nggak diinginkan ini?
Generasi Pertama (The Groundbreakers)
Waktu tahun 1969, dunia kehilangan Brian Jones, gitaris gacoan-nya The Rolling Stones. Dia ditemukan tewas tenggelam di kolam renang pribadinya. Meskipun hasil forensik bilang dia ‘mati karena kecelakaan’ (death by misadventure)—dengan catatan hatinya udah rusak gara-gara alkohol dan narkoba—tapi tetep aja banyak yang nggak percaya. Misterinya nggak pernah kelar
- Jimi Hendrix
Salah satu gitaris rock dan blues terbaik di dunia. Gokil-nya, dia meninggal hanya beberapa bulan setelah Jones, yaitu di September 1970. Penyebab resminya adalah tersedak muntahan sendiri dan sesak napas setelah overdosis obat tidur (Vesparax). Ada yang bilang dia menelan 9 pil, 18 kali lipat dosis anjuran dokter. - Janis Joplin
Penyanyi blues rock dengan suara ikonik yang powerful. Joplin meninggal hanya beberapa minggu setelah Hendrix di Oktober 1970. Penyebabnya adalah overdosis obat-obatan. Joplin memang dikenal sebagai pengguna heroin sejak tahun 1964 dan peminum berat. - Jim Morrison
Vokalis The Doors yang kharismatik abis, Jim Morrison, juga pergi di Paris tahun 1971. Katanya sih, dia meninggal karena gagal jantung, tapi banyak banget gosip dan spekulasi liar yang ngikutin kepergiannya.
Generasi Grunge dan Neo-Soul
- Kurt Cobain (Nirvana)
Ini dia yang bikin “The 27 Club” booming lagi di era modern. Vokalis grunge ini ditemukan tewas di rumahnya pada April 1994. Penyebab resminya adalah bunuh diri. Namun, sampai sekarang, banyak banget fans yang yakin Kurt Cobain dibunuh, dan vonis bunuh diri itu salah. Surat bunuh dirinya yang ditemukan jadi bukti paling menyayat hati, ngungkapin kelelahan emosionalnya.
- Amy Winehouse
Penyanyi neo-soul dan jazz super berbakat yang masuk klub ini di tahun 2011. Kematiannya ditegaskan akibat keracunan alkohol. Konsumsi alkohol yang disengaja ini berubah jadi tidak terduga dan fatal. Ayahnya dan media tabloid Inggris juga dituding ikut berkontribusi pada tekanan hidupnya.
Kenapa Usia 27 Jadi Angker? (Menganalisis The Theory)
Oke, sekarang mari kita berpikir kritis. Apakah ini kutukan mistis, atau pola yang bisa dijelaskan?
Tekanan Ketenaran dan Kesehatan Mental
- Puncak Karir vs. Puncak Kehancuran
Banyak dari musisi ini udah mencapai ketenaran global di usia yang sangat muda. Bayangkan, sebelum umur 27, lo udah punya duit banyak, dikenal semua orang, tapi nggak punya privasi dan sistem support mental yang cukup.
- Burnout dan Depresi
Tekanan menjadi musisi andalan, harus tour terus-menerus, dan nggak bisa istirahat, bikin banyak dari mereka terjebak dalam depresi dan frustrasi. Obat dan alkohol akhirnya dipakai sebagai manifestasi dari rasa depresi itu. Nick Drake, misalnya, meninggal di usia 26 karena overdosis anti-depresan.
- Kelemahan Fisik
Fokus ke Amy Winehouse, dia nggak cuma pecandu alkohol, tapi juga menderita Bulimia yang sangat parah. Hal ini dipercaya membuat tubuhnya lebih lemah dan rentan saat terjadi keracunan alkohol.
The Golden Era Narkoba dan Rock N’ Roll
Kita nggak bisa pungkiri kalau era 60-an dan 70-an adalah masa di mana eksperimen obat-obatan terlarang dianggap sebagai bagian dari gaya hidup Rock N’ Roll.
Obat Penyeimbang Beberapa musisi menggunakan obat sebelum manggung buat nenangin gugup, dan menggunakan obat lain buat nurunin euforia setelah manggung. Siklus berbahaya ini nggak hanya merusak tubuh, tapi juga membuat mereka rentan terhadap overdosis yang tidak disengaja.
Kematian karena overdosis Jimi Hendrix (obat tidur) dan Janis Joplin (heroin) itu bikin kita sadar, Bro: Kalau udah hidup ekstrem plus gampang dapet barang berbahaya, hasilnya bisa fatal banget.
Confirmation Bias dan The Myth
Pola yang Dilebih-lebihkan Jujur aja, Bro, banyak banget musisi yang meninggal muda di usia berapa pun. Tapi karena kebetulan para musisi paling terkenal pergi di usia 27 (Jimi, Janis, Jim, Kurt, Amy), maka fenomena ini langsung dibesar-besarkan dan dijadikan mitos yang bikin merinding.
BACA ARTIKEL MENARIK LAIN NYA SEPUTAR DUNIA MUSIK DISINI
Musisi Lain yang Pergi di Usia Belia (Di Luar Klub 27)
Nggak cuma di usia 27, banyak juga musisi hebat lain yang pergi sangat cepat di usia 20-an atau awal 30-an, nambah lagi daftar kerugian besar bagi dunia musik.
- Jeff Buckley (Meninggal di Usia 30)
Vokalis dengan suara malaikat yang dikenal lewat lagu Hallelujah versi-nya. Meninggal tenggelam di Sungai Mississippi secara tidak terduga. Kematiannya dianggap sebagai kecelakaan tragis yang nggak ada hubungannya dengan obat-obatan, murni musibah.
- Mac Miller, rapper kece yang pergi di umur 26
Persis sebelum ulang tahun ke-27 dia. Gara-garanya overdosis obat campuran. Nah, ini nunjukin kalau angka 27 doang itu bukan satu-satunya yang angker, tapi usia 20-an awal itu emang masa rawan banget buat mereka yang berjuang sama tekanan dan kecanduan.
- Nick Drake (Meninggal di Usia 26)
Gitaris dan penyanyi folk legendaris. Meninggal karena overdosis antidepresan di tahun 1974. Kasusnya bener-bener ngasih liat gimana parahnya depresi bisa menghancurkan seorang jenius musik.
- Jonghyun (SHINee) (Meninggal di Usia 27)
Idol K-Pop yang sangat berpengaruh. Kasus Jonghyun kembali menghidupkan diskusi tentang The 27 Club dan fokus ke isu kesehatan mental di industri hiburan yang sangat kompetitif. Ia diduga bunuh diri pada tahun 2017. Kematiannya jadi tamparan keras buat semua orang tentang betapa pentingnya isu depresi di balik gemerlap panggung.
Penutup : Jadi, gimana nih misteri musisi yang meninggal di usia muda?
Bukan Murni Kutukan: Bisa kita simpulkan, ini bukan murni kutukan angka 27, tapi titik temu antara tekanan hidup superstar, akses tak terbatas ke obat dan alkohol, serta masalah kesehatan mental yang terabaikan. Usia 27 kebetulan adalah saat banyak musisi mencapai puncak ketenaran sekaligus puncak kelelahan.
Pentingnya Awareness Kematian tragis mereka ngasih kita pelajaran berharga: bakat sebesar apa pun nggak bisa melindungi seseorang dari masalah internal. Industri musik harus lebih serius menyediakan support untuk kesehatan mental para artisnya.
Legacy yang Abadi: Meskipun pergi cepat, karya mereka abadi. Coba dengerin lagi riff gitar Jimi Hendrix, teriakan parau Janis Joplin, atau lirik pedih Kurt Cobain. Mereka pergi, tapi musik mereka nggak pernah mati.
Yuk, kita kenang mereka bukan hanya sebagai korban The 27 Club, tapi sebagai para jenius yang sempat menerangi dunia dengan karya mereka. Salut!


