Seruan untuk Bertindak pada Hari Martin Luther King Jr. dan Sesudahnya | Pendapat

Setiap tahun pada saat ini, saya merenungkan impian ayah saya untuk negara kami—sebuah visi mendalam untuk keadilan, kebebasan, persatuan, dan perdamaian. Saat ini, impiannya tampak lebih rapuh dari sebelumnya.

Tahun ini, pada tanggal 20 Januari, saat kita menghormati dan berpartisipasi dalam Hari Pelayanan Martin Luther King Jr., hari itu juga merupakan hari pengukuhan di Amerika Serikat. Di masa transisi politik saat ini, kita mungkin merasa terbebani dengan perpecahan yang terjadi di negara kita. Namun pesan ayah saya tentang harapan, kesabaran, dan ketekunan kini lebih bergema dari sebelumnya: “Kita harus menerima kekecewaan yang terbatas namun jangan pernah kehilangan harapan yang tak terbatas.”

Apa pun keyakinan politik kami, saya percaya bahwa semua orang Amerika ingin menciptakan Komunitas Tercinta, yang menjadi dasar impian ayah saya—sebuah masyarakat yang bersatu dan berakar pada keadilan, tanpa kekerasan, dan kesempatan yang setara bagi semua. Kita punya pilihan: kita bisa menyerah pada ketakutan dan perpecahan yang melingkupi wacana politik kita atau, menurut ayah saya, kita bisa memilih komunitas daripada kekacauan. Saya mendorong semua orang untuk menjawab panggilan orang tua saya, Dr. Martin Luther King Jr., dan Coretta Scott King, dan bersatu dalam pelayanan kepada komunitas kita.

Patung “Batu Harapan” terlihat di Martin Luther King, Jr. Memorial di Washington, DC, pada 14 Januari 2024.

MANDEL NGAN/AFP melalui Getty Images

Hari ini mengajak kita untuk mewujudkan visi pelayanan ayah saya—baik melalui keterlibatan komunitas, pendidikan, atau inisiatif sosial. Hal ini merupakan pengingat bahwa tindakan individu kita, jika dilakukan secara bersama-sama, dapat membawa perubahan yang transformatif. Saat ini, lebih dari sebelumnya, saat kita merenungkan posisi kita sebagai sebuah bangsa, kita harus bertanya pada diri sendiri: Bagaimana kita akan mewujudkan impian Dr. King di komunitas kita sendiri? Bagaimana kita bisa berharap untuk bisa meneruskan warisannya?

Saat saya merenungkan misi hidup orang tua saya, warisan abadi ibu sayalah yang mendominasi pikiran saya—hal ini mengajarkan saya bahwa perubahan nyata membutuhkan waktu, komitmen, dan kita masing-masing. Ibu saya bekerja tanpa kenal lelah selama puluhan tahun untuk menetapkan hari ulang tahun ayah saya sebagai hari libur nasional. Dari kampanye pendidikan hingga upaya lobi yang menyatukan Partai Demokrat, Republik, dan bangsa, dia bekerja tanpa henti untuk memastikan warisan ayah saya dihormati dengan cara yang mencerminkan kontribusinya yang besar bagi bangsa kita. Dia percaya akan pentingnya pengabdian pada Hari MLK sebagai cara terbaik untuk memajukan warisan ayah saya dan melanjutkan upayanya untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan penuh kasih.

Pada saat-saat ketika saya menyadari bahwa masih banyak yang harus dilakukan, saya tertarik pada pengingat ibu saya bahwa “kebebasan tidak pernah benar-benar dimenangkan”. Sementara negara kita menghadapi tantangan yang terus berlanjut, kita dapat menemukan inspirasi dari warisan abadi orang tua saya, yang mengingatkan kita bahwa upaya keadilan harus dilakukan dari generasi ke generasi. Kita harus bersedia melanjutkan perjuangan mereka—melakukan apa yang benar, membela keadilan, dan meneruskan cita-cita cinta, kasih sayang, dan kesetaraan.

Tahun ini, lebih dari sebelumnya, saya bertekad untuk menjalankan bisnis ayah saya: bisnis membangun komunitas tercinta melalui pelayanan. Saya merefleksikan warisan saya dalam buku yang saya tulis bersama berjudul “What Is My Legacy?” Di dalamnya, saya mencapai kesimpulan bahwa warisan tidak ditentukan oleh nama belakang Anda, rekening bank Anda, atau harta benda Anda; warisan ditentukan oleh tindakan Anda setiap hari, dan dibangun oleh komitmen untuk melayani komunitas Anda.

Saat kebakaran dahsyat terjadi di Los Angeles, kita menyaksikan hal terbaik dari umat manusia—tetangga bersatu untuk membantu satu sama lain. Semangat solidaritas ini penting untuk mengatasi tantangan. Warisan Raja tidak terbatas pada mereka yang memiliki nama yang sama; itu milik semua orang yang ingin mencapai perdamaian, keadilan, dan kesetaraan. Ayah saya pernah berkata, “Semua orang bisa menjadi hebat karena semua orang bisa mengabdi.”

Saat kita memperingati Hari Martin Luther King Jr. tahun ini, mari kita perbarui komitmen kita untuk menciptakan dunia yang lebih baik melalui pelayanan masyarakat dengan berkomitmen untuk menambahkan jam layanan sukarelawan Anda ke dalam target 100 juta jam kami untuk Mewujudkan Impian.

Baik melalui program pangan, mendukung inisiatif komunitas lokal, atau berupaya memberantas sistem ketidakadilan, kita dapat terus mewujudkan visi ayah saya. Bagi saya, itulah arti warisan—hidup dengan tujuan yang lebih besar dari kepentingan diri sendiri. Warisan kita adalah sesuatu yang dapat kita pilih untuk dibangun setiap hari—ini adalah dampak yang kita buat terhadap komunitas dengan menggunakan bakat, minat, dan sumber daya unik yang kita miliki.

Saat ini, kita harus memperdalam tekad kita untuk membuat perbedaan dalam kehidupan orang-orang di sekitar kita. Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan yang mencerminkan impian Dr. King tentang Komunitas Tercinta, yang berlandaskan keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab bersama. Sebuah warisan yang mewujudkan komitmennya terhadap protes tanpa kekerasan, pelayanan kepada orang lain, dan keyakinan bahwa cinta dan keadilan pada akhirnya akan menang atas kebencian dan perpecahan. Ini adalah warisan yang telah saya pilih, dan ini adalah warisan yang harus kita perjuangkan untuk hidup setiap hari.

Martin Luther King, III, adalah seorang aktivis kemanusiaan global, dan putra sulung Dr. Martin Luther King, Jr. Dia adalah Ketua Dewan Drum Major Institute, penulis “What is My Legacy?” dan salah satu pembawa acara podcast My Legacy bersama istrinya, Arndrea Waters King, serta Craig dan Marc Kielburger.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis sendiri.